Kaki lemas karena saraf kejepit bisa saja terjadi apabila tidak mendapatkan penanganan yang tepat. Adanya tekanan pada sciatica atau saraf kaki terjepit, mungkin bisa memunculkan kelemahan di kaki atau sulit dalam melakukan gerakan tertentu (bahkan berjalan).
Jika tekanan pada saraf tersebut diobati secara dini, sebagian besar pasien akan mendapatkan kembali fungsi penuh dan rentang gerak pada kaki. Namun, jika saraf yang terjepit tidak diobati, hal ini bisa menyebabkan masalah sistemik seperti mengganggu gaya saat berjalan dan kelainan bentuk (deformitas) kaki, serta dapat memiliki dampak permanen.
Kaki Lemas Karena Saraf Kejepit, Bahaya Saraf Kejepit?
Saraf kejepit adalah kondisi saraf tertekan atau terjepit oleh struktur tertentu, seperti tulang, otot, atau jaringan lainnya. Salah satu gejala yang seringkali muncul akibat saraf kejepit hilangnya kekuatan otot juga bisa terjadi.
Kaki lemas karena saraf kejepit bisa menyulitkan aktivitas harian, seperti berdiri dari duduk atau naik tangga. Lumpuh dan disfungsi ereksi juga menjadi salah satu bentuk bahaya dari saraf kejepit bila tidak diobati.
Kaki Lemas Karena Saraf Kejepit dan Penyebabnya
Saraf kejepit dapat terjadi sebagai akibat dari berbagai faktor. Beberapa penyebab umum kaki lemas akibat saraf kejepit meliputi:
-Herniated Disk: Diskus intervertebra yang terletak di antara tulang belakang (vertebrae) dapat menonjol dan sampai menekan saraf di sekitarnya.
-Stenosis Spinal: Ini adalah penyempitan saluran tulang belakang yang bisa mengakibatkan tertekannya saraf tulang belakang.
-Kondisi Otot: Kondisi seperti otot terlalu tegang atau kram dapat menyebabkan penekanan pada saraf di sekitarnya.
-Cedera: Cedera pada tulang belakang atau otot, seperti cedera olahraga atau kecelakaan, atau akibat seringnya membawa beban terlalu berat, bisa menghasilkan saraf kejepit.
-Penyakit Degeneratif: Penyakit seperti osteoarthritis atau degenerasi disk tulang belakang juga dapat menjadi penyebab saraf kejepit.
-Postur tubuh tak terjaga: seperti duduk terlalu lama dalam posisi yang salah, sering membungkuk, lambat laun dapat mengarah pada saraf kejepit.
-Kelainan Bawaan: Beberapa orang dapat memiliki kelainan bawaan yang membuat mereka lebih rentan terhadap saraf kejepit, misalnya kelainan bentuk tulang belakang.
Pemeriksaan Saraf Kejepit
Diagnosa saraf kejepit yang akurat merupakan langkah penting dalam pengobatan kondisi ini. Dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan fisik dan uji untuk mengidentifikasi penyebab kaki lemas karena saraf terjepit.
Berikut adalah beberapa langkah yang biasanya dilakukan oleh dokter:
- Pemeriksaan Fisik: mencakup wawacara gejala, tes kekuatan otot, refleks, dan sensitivitas kulit di daerah yang terkena atau perubahan postur.
- Tes Neurologis, tes refleks tendon seperti pukulan lutut atau pukulan pergelangan kaki. Dokter akan mencatat respons refleks pasien.
- Uji Imaji: misalnya MRI (Magnetic Resonance Imaging) atau CT scan (Computed Tomography) yang dapat memberikan gambaran tulang belakang, diskus intervertebral (bantalan tulang belakang), dan jaringan sekitarnya.
- Elektromiografi (EMG): tes untuk mengukur aktivitas listrik otot dan saraf, untuk menentukan apakah ada kerusakan pada saraf atau otot.
- Tes Penghantaran Saraf: untuk menilai aliran impuls saraf bergerak melalui saraf dan membantu mengidentifikasi apakah terganggu.
Pengobatan Alternatif Atasi Gejala Saraf Kejepit
Pengobatan untuk kaki lemas akibat saraf kejepit akan tergantung pada penyebab dan tingkat keparahan kondisi.
Beberapa opsi pengobatan yang mungkin dipertimbangkan termasuk:
- Terapi Fisik: untuk membantu perbaikan postur, meningkatkan fleksibilitas, dan menguatkan otot-otot yang melemah agar tekanan pada saraf berkurang.
- Obat-obatan: seperti obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) untuk mengurangi peradangan dan nyeri. Obat penghilang rasa sakit atau relaksan otot juga dapat digunakan.
- Terapi Kompres Panas dan Dingin: dapat membantu meringankan nyeri sementara.
- Relaksan Otot: dapat membantu meredakan ketegangan otot dan meningkatkan mobilitas.
- Terapi stimulasi listrik transkutan (TENS) untuk meredakan nyeri dengan mengirimkan sinyal listrik ke area yang nyeri.
- Injeksi Epidural Steroid: Injeksi steroid diberikan langsung ke dalam rongga tulang belakang untuk membantu mengurangi peradangan dan nyeri yang sudah mengganggu aktivitas.
- Terapi Radiofrekuensi Ablasi: Prosedur ini membuat saraf tak lagi menghantar rasa nyeri ke otak.
Tindakan Bedah Minimal Invasif (Minimally Invasive Surgery) Atasi Kaki Lemas Karena Saraf Kejepit?
Dalam beberapa kasus, jika pengobatan konservatif tidak efektif, tindakan bedah minimal invasif seperti endoskopi tulang belakang BESS bisa menjadi salah satu pilihan. Tindakan ini meminimalkan kerusakan pada jaringan sekitarnya dan menghilangkan kompresi saraf. Prinsip dekompresi pada BESS bertujuan menghilangkan nyeri dan risiko kelumpuhan akibat adanya jepitan saraf tulang belakang
Dalam semua kasus, pengobatan yang paling sesuai akan sangat tergantung pada penyebab dan tingkat keparahan saraf kejepit. Pilihan terapi terkini mencerminkan majunya perkembangan dalam pengobatan saraf kejepit, yang dapat membantu pasien mengatasi gejala seperti kaki lemas dengan lebih efektif.
Saraf Kejepit Menyebabkan Apa Saja
Beberapa gejala umum dari saraf kejepit:
Nyeri: terasa tajam, tumpul, atau terbakar. Nyeri dapat terjadi di area yang terkena seperti punggung, leher, bahu, lengan, pinggul, kaki, atau bagian tubuh lainnya yang terhubung dengan saraf yang terjepit.
Kebas dan Kesemutan: Pasien sering melaporkan sensasi kebas, kesemutan, atau mati rasa di daerah yang terkena sehingga merasa tak nyaman.
Lemah atau Kehilangan Kekuatan: Saraf kejepit dapat mengganggu fungsi otot, sehingga kekuatannya melemah atau menurun. Ini bisa membuat aktivitas harian, seperti mengangkat barang atau berjalan, menjadi sulit.
Penurunan Refleks: Saraf kejepit juga dapat mempengaruhi refleks otot. Pemeriksaan dokter dapat menunjukkan penurunan atau hilangnya refleks pada daerah yang terkena.
Ketidakmampuan untuk Menggerakkan Bagian Tubuh: Pada beberapa kasus yang parah, saraf kejepit dapat menyebabkan ketidakmampuan untuk menggerakkan bagian tubuh tertentu, misalnya kaki, tangan.
Perubahan Postur: Kondisi ini juga dapat mengakibatkan perubahan postur tubuh, seperti kaki datar atau jari-jari kaki yang tidak bisa diangkat.
Sensasi Berubah: misalnya terasa panas berlebihan, atau seperti terbakar.
Ketidaknyamanan saat Duduk atau Berbaring: Gejala seringkali memburuk saat pasien duduk atau berbaring dalam waktu lama.
Gangguan Fungsi Organ: Dalam kasus yang sangat jarang, saraf kejepit yang terjadi di daerah tulang belakang dapat memengaruhi fungsi organ-organ internal seperti kandung kemih atau usus, yang dapat menyebabkan gangguan buang air kecil dan buang air besar.
Gejala saraf kejepit dapat bervariasi tergantung pada lokasi dan seberapa parahnya kompresi saraf. Jika alami gejala-gejala ini, konsultasikan dengan dokter untuk evaluasi dan diagnosis yang tepat agar pengobatan yang sesuai dapat diberikan.
Saraf Kejepit Menyebabkan Kelumpuhan?
Saraf kejepit dapat menyebabkan kelumpuhan karena adanya tekanan atau kompresi yang signifikan pada saraf yang berfungsi sebagai “saluran komunikasi” antara otak dan bagian tubuh yang terhubung oleh saraf tersebut.
Kenapa saraf kejepit bisa lumpuh, ada berbagai faktor dapat berkontribusi pada terjadinya kelumpuhan, termasuk:
- Gangguan pada Aliran Sinyal Saraf: Saraf bertugas mengirimkan sinyal dari otak ke otot-otot tubuh untuk menggerakkan dan mengendalikan aktivitas fisik. Ketika terjepit, aliran sinyal ini dapat terganggu atau terhenti sama sekali sehingga otot-otot yang biasanya berfungsi dengan baik menjadi “mati atau tidak berfungsi seperti semula” karena tidak menerima instruksi dari otak.
- Kehilangan Suplai Darah: Aliran darah yang buruk ke saraf dapat mengakibatkan kerusakan pada sel-selnya dan menghambat kemampuan saraf untuk berfungsi dengan baik.
- Kerusakan Struktural: dapat berdampak negatif pada fungsinya. Kerusakan ini meliputi peradangan, perubahan dalam struktur saraf, atau bahkan kerusakan permanen.
- Kerusakan Sel Otot: Kehilangan sinyal dari saraf dapat menyebabkan otot-otot melemah dan mengecil (atrofi) seiring waktu. Semakin lama saraf terjepit, semakin besar kemungkinan otot-otot juga tak bekerja dengan baik.
Kelumpuhan yang disebabkan oleh saraf terjepit dapat bersifat sementara atau permanen, tergantung pada seberapa cepat saraf dibebaskan dari tekanan dan tingkat kerusakan yang telah terjadi.