Kode ICD 10 HNP cervical adalah semacam kode diagnosis untuk masalah kesehatan yang terkait dengan tulang belakang. Salah satunya adalah hernia nucleus pulposus (herniated nucleus pulposus/HNP) dan awam mengenalnya sebagai saraf kejepit.
Dalam lingkup medis kode ICD 10 HNP ini bermanfaat sebagai diagnosis untuk penyakit HNP atau herniated disc.
ICD atau International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems. Berdasarkan kode ICD 10 HNP ini, penyakit syaraf terjepit merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup banyak dan bahkan dapat mengakibatkan rasa sakit yang hebat dan luar biasa. Rasa nyeri ini bahkan bisa membuat seseorang ‘lumpuh’ beraktivitas karena nyeri saat bergerak.
Penyakit saraf kejepit kerapkali menyerang ruas tulang belakang, dari leher, pinggang hingga tulang ekor atau bokong.
Gejala hernia nukleus pulposus juga mirip dengan banyak kondisi tulang belakang yang serius. Seperti kanker, stenosis tulang belakang (spinal stenosis/stenosis spinal), dan degenerasi sendi faset.
Itu sebabnya dokter perlu mendapatkan diagnosis yang komprehensif sehingga penanganan yang diberikan dapat sesuai dengan penyebabnya.
Gejala hernia nukleus pulposus cukup beragam, antara lain:
- Nyeri berkepanjangan atau bersifat kronis
- Menimbulkan rasa tidak nyaman baik diam maupun bergerak atau beraktivitas
- Nyeri biasanya tidak di satu titik, tetapi menjalar ke tempat lain
- Kebas/baal atau mati rasa
- Kesemutan (parestesia) yang juga bisa menjalar
- Terganggunya fungsi buang air kemih dan buang air besar
- Disfungsi ereksi
- Kelumpuhan
- Kaki juga bisa mengecil
HNP cervical atau saraf kejepit leher, dapat menyebabkan sederetan gejala seperti nyeri dan kesemutan yang menjalar hingga ke ujung jari tangan. Bahkan bila tidak mendapatkan terapi tepat, bisa mengakibatkan kelumpuhan.
Kode Diagnosa HNP Apa: Kode ICD 10 HNP Cervical
Berdasarkan kriteria ICD 10 HNP adalah gangguan kesehatan akibat bocornya atau menonjolnya bantalan yang ada di antara ruas tulang belakang sehingga menjepit saraf tulang belakang.
HNP cervical apa, adalah saraf kejepit leher atau dalam medisnya, cervical herniated disc atau hnp servikal atau hnp leher. Apakah HNP cervical bisa sembuh, bergantung pada ringan beratnya kondisi terjepitnya saraf tulang belakang terutama di area leher.
HNP lumbal apa itu? Merupakan istilah medis dari saraf kejepit pinggang. Lumbal adalah tulang belakang bagian pinggang. HNP kerapkali menyerang area punggung bawah atau pinggang sekitar 90 persen kasus hnp.
Ruas tulang belakang atau diskus intervertebralis yang paling sering menjadi HNP adalah ruas L4-L5 dan L5-S1. Ruas ini merupakan ruas tulang belakang yang sering terlibat saat bergerak dan karena menerima bobot terberat dari berat badan.
Sedangkan HNP cervical agak lebih jarang. Namun ruas C5, C6 dan C7 menjadi titik tersering terjadinya saraf kejepit leher.
ICD 10 HNP lumbalis atau ICD 10 HNP Cervical berarti jepitan saraf ada di ruas lumbal (pinggang), dan leher. Sedangkan untuk Kode BPJS M50 merupakan diagnosa penyakit kode icd 10 diagnosis hnp cervical apabila terjadi pada ruas tulang belakang area leher.
Kenali Apa Penyebab HNP Berdasarkan ICD 10
Penyebab munculnya keluhan terkait dengan saraf kejepit tulang belakang sebenarnya cukup banyak.
Cedera pada tulang belakang, atau jatuh saat berolahraga atau kecelakaan kendaraan bermotor, bisa mengakibatkan bergesernya tulang belakang atau spondilolistesis.
Adanya infeksi misalnya TBC, yang juga menyerang tulang belakang dan merusak strukturnya. Peradangan atau tumor juga bisa menyebabkan kerusakan pada tulang belakang dan strukturnya, sehingga saraf tulang belakang terjepit.
Mengangkat/menarik/mendorong beban berat dalam waktu lama dan dilakukan secara sembarangan juga bisa memberikan beban berlebihan pada bantalan ruas tulang belakang (diskus intervertebralis) sehingga lama kelamaan bocor dan keluar dari cincinnya.
Proses penuaan yang juga memengaruhi struktur tulang belakang terutama bantalannya. Saat tubuh menua, bantalan tulang juga mulai kekurangan kadar cairannya sehingga tidak lagi elastis seperti usia masih muda. Nah bila mendapat beban berat terus menerus, karena sudah tidak lagi elastis, lama kelamaan cincin pelindungnya (anulus fibrosus) rusak dan robek. Bila sudah robek, bantalan tulang akan menonjol dan menjepit saraf.
Kelengkungan tulang belakang yang berlebihan, seperti skoliosis, juga bisa memberikan dampak pada bantalan tulang. Begitu juga dengan tulang belakang keropos (osteoporosis) yang mengakibatkan fraktur kompresi.
Faktor Risiko ala Kode ICD 10 HNP
Ada beberapa faktor yang membuat seseorang memiliki risiko lebih tinggi alami hnp. Faktor ini dikenal dengan istilah faktor risiko.
- Kelebihan berat badan akan memberikan beban atau tekanan tambahan pada bantalan tulang belakang.
- Pekerjaan yang menggunakan tenaga fisik, seperti mengangkat, mendorong, menarik benda berat
- Genetika atau keturunan
- Merokok karena dapat mengganggu asupan oksigen ke tulang belakang.
- Mengemudi jarak jauh atau lama. Getaran mesin juga memiliki dampak tertentu pada tulang belakang.
- Olahraga berat
Tanpa Operasi, Bisakah Saraf Kejepit Sembuh?
Kini teknologi endoskopi tulang belakang sudah bisa memungkinkan saaf kejepit diatasi tanpa dengan operasi terbuka seperti dulu. Operasi saraf kejepit dulu, memiliki risiko kelumpuhan yang lebih tinggi dan memerlukan proses penyembuhan yang lebih lama.
‘Obat’ saraf kejepit lainnya yang dokter anjurkan, akan diberikan setelah mengevaluasi hasil MRI. Untuk membantu mengatasi nyerinya, ada kateter Racz (agar obat tepat sasaran), epidural steroid injection (ESI), radiofrekuensi ablasi, laser PLDD merupakan beberapa pilihan cara menyembuhkan saraf kejepit.
Obat pereda nyeri saraf kejepit di apotik bisa didapatkan setelah mendapatkan resep dokter seusai konsultasi. Biasanya berupa obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) yang membantu mengatasi peradangan dan nyeri.
Pantangan Saraf Kejepit: Aktivitas dan Makanan
Saraf kejepit tidak boleh makan apa? Sebenarnya tidak ada pantangan sama sekali. Namun bila ada penyakit lain misalnya kolesterol tinggi, diabetes, asam urat, perlu menghindari makanan dan minuman tertentu agar kadar gula, kadar kolesterol tetap terjaga.
Untuk aktivitas, kurangi naik turun tangga, mengangkat beban berat, duduk lama dan menyetir jarak jauh. Jadwalkan istirahat dan lakukan peregangan setiap 1-2 jam sekali.