Klinik Nyeri Dr Indrajana

Spinal Stenosis Adalah Penyebab Nyeri Pinggang Atau Leher

Spinal stenosis adalah salah satu kondisi yang muncul akibat adanya penyempitan rongga.  Menyempitnya rongga ruas tulang belakang ini dapat memunculkan ragam gejala akibat adanya tekanan pada saraf tulang belakang.

Artinya stenosis adalah penyempitan. Spinal atau spine adalah ruas tulang belakang (vertebra). Tulang belakang bekerja sebagi penjaga stabilitas tubuh dan penopang tubuh.

Spinal stenosis atau stenosis spinal merupakan kejadian kronik dengan proses yang berjalan lambat namun cukup progresif.

Apa Penyebab Terjadinya Penyempitan Tulang Belakang?

Penyebab stenosis spinalis antara lain:

  • Proses degeneratif akibat usia
  • Dinding bantalan tulang belakang mulai melemah hingga menonjol sampai menjepit saraf tulang belakang (hernia nukleus pulposus/HNP atau saraf terjepit).
  • Adanya tumor di area tulang belakang
  • Cedera tulang belakang yang mengakibatkan fraktur, dislokasi, tulang belakang bergeser
  • Kelainan tulang belakang kongenital

Jadi stenosis merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan nyeri tulang belakang akibat saraf terjepit.

Gejala Spinal Stenosis

Gejala stenosis spinal adalah berbeda-beda bergantung pada lokasi penyempitan lubang tulang belakangnya. Berikut jenis stenosis tulang belakang:

Lumbar spinal stenosis (lumbar stenosis/spinal stenosis lumbal)

– Penyempitan rongga tulang belakang pada segmen pinggang.

– Memunculkan baal/kebas/kesemutan pada kaki, sakit pada pinggang (low back pain), kram kaki saat berdiri lama atau berjalan. Terganggunya fungsi buang air kecil atau buang air besar juga bisa muncul.

Cervical spinal stenosis (stenosis leher).

Gejalanya: tangan kesemutan, kaki kesemutan hingga telapak, melemahnya otot tangan dan kaki, nyeri leher kiri atau nyeri leher kanan, dan lainnya.

Gejala yang terjadi bisa menjadi berat kalau saja pengobatan stenosis spinalis tidak segera dilakukan. Bahkan bisa memunculkan beberapa komplikasi stenosis spinal. Komplikasinya bisa berupa gangguan keseimbangan, gangguan fungsi berkemih, hingga kelumpuhan.

Perburukan gejala bisa saja terjadi akibat tertekannya medulla spinalis atau myelopathy/mielopati. Akibat kompresi atau tekanan atau jepitan saraf tulang belakang, gejala yang muncul adalah radikulopati yakni nyeri, kebas/baal/kesemutan, dan kelemahan otot.

Apakah spinal stenosis berbahaya kadang menjadi salah satu pertanyaan penderitanya. Bila tetap berlangsung tentu akan memengaruhi aktivitas harian dan kualitas hidup. Selain itu, kalau kondisi ini jepitan saraf, bisa juga mengakibatkan kelumpuhan bila tak segera ditangani.

Adanya  kompresi pada saraf tulang belakang, maka stenosis spinal kadang memerlukan tindakan dekompresi. Tindakan ini dilakukan dokter untuk membebaskan jepitan atau tekanan.

Pemeriksaan dan Pengobatan Stenosis Spinal

Spinal stenosis MRI sangat diperlukan setelah dokter melakukan pemeriksaan fisik lengkap. Hasil ini akan menjadi pelengkat pemeriksaan fisik oleh dokter. Sehingga pengobatan stenosis spinal dapat disesuaikan.

Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) akan diresepkan oleh dokter untuk membantu meredakan nyeri. Injeksi steroid kemungkinan juga menjadi saran dokter. ESI atau epidural steroid injection ini dapat membantu meredakan peradangan dan nyeri pun hilang.

Kompresi saraf atau saraf kejepit bisa terjadi. Untuk itu , dokter akan melakukan dekompresi untuk membebaskan jepitan tersebut. Teknik dekompresi ini dilakukan hanya dengan bius lokal dan proses pemulihannya cepat. Dekompresi dilakukan dengan Biportal Endoscopic Spine Surgery (BESS) yang merupakan solusi terkini atasi saraf terjepit tanpa perlu operasi terbuka seperti dulu.

 

 

 

 

 

 

 

Artikel Terkait